Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Teruntuk Sahabatku yang Mulai Jauh

Gambar
Benar. Tak ada kata sepakat antara kita untuk saling menjauh. Namun, lambat-laun semesta mulai mengarang drama yang memaksa kau dan aku untuk saling berjauhan. Suatu spasi bernama jarak membentang tak terkira. Lantas, aku bisa apa? Duhai sahabat, selalu kusematkan namamu dalam doaku. Semoga kau bahagia dan selalu sehat di mana pun kau berada. Dan masih banyak doa-doa yang kulantunkan pada Sang Pemilik Jagad Raya---yang tak mungkin kujabarkan satu per satu. Duhai... Tak apa bila kita berjauhan. Aku pun tak apa-apa bila kau tak lagi memberi kabar padaku. Aku tidak apa-apa---walaupun aku sangat ingin tahu keadaanmu. Aku akan baik-baik saja di sini meski harus melawan sepi. Aku akan selalu baik-baik saja, kendatipun rindu-rindu mulai menggelepar dan bertandang ke sudut-sudut hatiku. ✏ Teruntuk Sahabat yang Mulai Menjauh Putri Senjađź‘‘ 23 Juli 2017 20:52 WIB

Teruntuk Akhwat Akhir Zaman

Ukhtii, berhentilah mencari yang baik. Tapi, belajarlah untuk menjadi baik. Karena, Allah pasti akan mempertemukan kau dengan dia yang ada di belahan bumi mana pun. Percayalah. Dan, berikhtiarlah. Namun, ikhtiarmu bukan dengan cara mengumbar-umbar kecantikan parasmu di timeline social media-mu. Bukan begitu, Ukhtii. Tapi, ikhtiar yang benar-benar ikhtiar. Yakni; memperbaiki diri, Gadhul bashar, Sering shalat di sepertiga malam, Menghindari chat-chat yang tidak jelas dengan ikhwan, Dan, bukan dengan cara menunjukkan bahwa kamu itu KEKINIAN. Sungguh bukan! Yuk, Ukhtii..... Kita sama-sama berpikir sambil zikir. Jangan sampai kita terlena pada ketampanan dirinya saja. Yang penting akhlaq dan keimanannya. Karena, yang punya tampang rupawan belum tentu bisa ngaji dan jadi imam kita kan? Belum tentu juga nuntun kita di jalan kebaikan kan? *** Dariku: Yang masih belajar tentang hal-hal yang kutulis di atas. Aku tak sebaik yang kaukira. Tapi, aku pun tak seburuk apa ya

Celotehan Akhwat Akhir Zaman

Gambar
Biar... Ku biarkan hatiku menghening. Ku biarkan hatiku tak bertuan. Sebab, aku tak ingin menjebak perasaanku (lagi) pada jerat rasa yang belum pasti dan tak halal. Aku pun tak ingin hatiku luluh-lantak dan hancur berkeping-keping karena dikecewakan oleh si dia yang pada akhirnya hanya singgah dalam hidupku. Ya, memang benar. Terkadang Allah  mengutus seseorang ke hidup kita hanya untuk sekadar singgah saja lantas berlalu dan meninggalkan jejak bernama kenangan. Seperti angin yang bertiupan di udara. Begitulah kehidupan. Ada yang sekadar melintas saja dan ada pula yang ditakdirkan untuk menetap 'tuk membersamai kita. Detik ini, aku sedang merangkak-rangkak untuk berubah; berubah ke arah yang lebih baik. Aku... tengah bermusafir di koridor-Nya 'tuk meraih rida Yang Maha Pencipta. Karena, dulu, jauh sebelum hari ini, aku bukanlah aku yang sekarang. Sudahlah, itu masa laluku. Tak perlu kuungkit-ungkit lagi. 'Aku tak sebaik yang kaukira, tapi aku juga tak seburuk apa