Bukan Tentang Perasaan tapi Perpisahan

"Bukan Tentang Perasaan tapi Perpisahan"



Terkadang, aku dibuat tak mengerti dengan perasaanku sendiri. Padahal, hatiku jelas-jelas paham apa yang tengah kurasakan. Tapi anehnya... tetap saja ada satu hal yang tak mampu kubaca lantas kumengerti. Entah. Kali ini, kubiarkan hatiku terus tahu dan mencoba tuk mengerti akan semua hal yang terjadi, meski kadangkala pikiranku dijejali dengan segerombolan pertanyaan tanpa jawaban. Ya. PERTANYAAN TANPA JAWABAN.

Melihatmu, tak ada yang berubah dalam rasaku. Berada di dekatmu, tak ada yang bergemuruh dalam langit hatiku. Sungguh... semuanya terasa biasa saja. Tak ada yang berbeda sejak dulu. Bahkan, jantungku tiada berdetak tak keruan. Denyut nadiku pun berdetak harmoni sebagaimana biasanya. Tapi...

Tapi... ada satu hal yang berbeda dengan perasaanku. Dan aku hanya mengutarakannya dalam buku catatanku. Sungguh. Ini benar-benar berbeda. Aku pun tak dapat mengira-ngira hal ini sebelumnya. Ach! Ini diluar keberdayaanku.

'Bahwa; ada yang tak biasa setiap kali kau berada jauh dariku. Jauh. Tanpa secarik surat darimu... Tanpa sesingkat pesan darimu... Tanpa kabar darimu.'

Ach! Apa ini? Sungguh aku tak mengerti dengan semua ini. Apakah kau bisa menjelaskan hal ini? Bisakah? Sebab, aku ragu. Aku ragu... Akankah ada sedikit waktumu untukku lagi? Sementara, jarak antara kita mulai merenggang tak terhitung. Dan, hari demi hari pun berlalu begitu cepat laksana kilat di langit nan temaram. Itu artinya... perpisahan sudah semakin dekat. Dan, kau tahu? Ternyata cakrawala lebih peka dan mengerti tentang kau dan aku? Cakrawala akan terus mendung di kala senja nan sunyi. Dan, tangisan langit akan mengiringi malamku tanpamu, Duhai...

Ach! Sebetulnya, ini bukanlah tentang perasaan yang sulit untuk kumengerti. Tapi, ini tentang PERPISAHAN di ujung jalan setelah jalanan berliku.

Kutatap langit lamat-lamat. Kuterdiam membisu di tengah keramaian yang mengelilingiku. Aku pun tergugu lantas terjerembab ke dalam sebuah renungan yang bercabang.

Aku bergumam lirih, "Perpisahan memang menyakitkan. Namun, itu lebih baik daripada aku harus kehilanganmu sebagai apa pun. Sebagai apa pun! Sebab, ternyata kehilanganmu akan lebih menyakitkan dan mencipta pilu yang tak terperikan."

***

Rabu, 08 Maret 2017
22:47 WIB
fanPage: Hime Yume

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maka Biarkan Aku Menangis 💧

Luka, Harapan, dan Secercah Cahaya dari Tuhan

Celotehan Akhwat Akhir Zaman