Aku P(a)mit

"Aku P(a)mit"




Telah lama aku bergelut dengan perasaanku sendiri. Melawan segala kejujuran yang kubangun seorang diri. Menahan secercah asa yang entah tumbuh sejak kapan. Menebas rindu yang bertandang ke hatiku tanpa kuminta. Sungguh. Aku benar-benar harus banting stir dari jalan hatiku. Dan, kini langkahku terpaksa harus berlainan dengan hasrat qalbuku.

Lama kelamaan, aku pun mulai terbiasa. Terbiasa dengan; rindu yang membelenggu ruang qalbu, pilu yang merajam palung hati, perih yang menyayat-nyayat sanubari, dan betapa teririsnya perasaan ini saat ku harus melihatmu jatuh cinta pada bunga yang lain.

Waktu pun terus melaju tanpa henti. Bagai roda yang terus berputar. Rasaku pun tiada jeda 'tuk menghirup nafas cinta. Tiada jeda pula sedu sedan menancapi hati yang tersinggung senja. Ya... semakin lama pula aku berjuang 'tuk berperang dengan perasaanku yang sebenar-benarnya. Ini memang tidaklah semudah yang kaukira. Sebab, kau tak pernah tahu tabir yang menyelimuti hatiku.

Kau tahu?
Betapa sakitnya hati ini, ketika ku harus berkali-kali melihatmu pergi. Betapa mendungnya langit di lubuk hatiku ini, kala ku harus berkali-kali mendengarkan cerita darimu. Bahwa; hatimu tengah berbunga-bunga, sebab kau sedang tertusuk panah asmara bunga yang di seberang sana. Kau jatuh cinta, dan di sini aku yang jatuh bangun mengokohkan kembali benteng tabah di hatiku. Kau yang tengah berbahagia, dan di sini aku yang berkali-kali menitikkan air mata saat lengang mengitariku.

Hingga... di suatu malam nan sunyi, aku tak sengaja menatap kerlipan bintang dan sempurnanya sinar rembulan di atas sana. Desiran angin nan lembut pun merayuku untuk terus memandanginya. Dan, aku pun kian terkesima dalam tafakur. Qalbuku berdecak kagum atas ciptaan-Nya yang tercipta diantara kelamnya malam. Batinku kian menggumam riuh dalam gejolak tak bermuram.

Lamat-lamat, kutatap cahayanya bergantian. Sementara, lidahku membeku, kelu. Dan, bibirku tak mampu menganga meski saat itu aku tengah menatap keindahan yang tak terperikan.

"Melihat kerlipan gemintang, aku jadi teringat padamu."

Di malam yang gelap gulita ini, aku baru merasakan hal yang seaneh ini. Namun, atas tangan Tuhan Yang Maha Membolak-balikkan Hati, aku pun tersadar; bahwa hati tak selalu berkecimpung dengan CINTA, dan hidup tak selamanya tentang ASMARA. Meski... aku paham betul bahwa cinta adalah fitrah dan anugerah terindah dari-Nya.

Maka... di detik ini, dibawah naungan langit yang kian memekat ini, dan diatas pijakan tanah yang sama ini, izinkanlah aku untuk melangkah dan mengikhlaskan dirimu, Duhai...

Aku izin pamit untuk pergi menjemput mimpi-mimpiku yang sudah menanti di ujung jalan nan berliku ini. Sebab, aku sudah tahu bahwa kau pun akan pergi 'tuk membuktikan pada dunia bahwa kau 'bisa'.

Namun, ada satu hal yang mengganjal dalam benakku. Dan, aku pun kerap dibuat sedih karenanya.

"Akankah kita bisa bersua kembali setelah perpisahan itu benar-benar memisahkan ruang dan jarak antara kau dan aku?"

Perihal tanyaku itu... biarlah takdir Tuhan yang 'kan menjawabnya. Aku akan menanti apa pun jawab-Nya. Entah itu manis atau pun pahit. Namun, indah selalu kulangitkan dalam harapan doa-doa sunyiku. Indah untuk jalanmu dan jalanku. Jalan kita.

Sekali lagi, aku pamit. Aku pamit.

Kukatakan bahwa aku harus pergi. Dan kau... harus tahu satu hal; bahwa namamu akan selalu kurapal dalam catatan doa-doa senyapku.

Aku pamit. Semoga kau selalu bahagia dan dalam naungan lindungan-Nya. Amin.

Ya. Kutegaskan sekali lagi bahwa; ini adalah kesempatanku untuk p(a)mit padamu, Duhai...

"Semoga semuanya baik-baik saja," batinku.

Sabtu, 11 Maret 2017
20:22 PM

Komentar

  1. Subhanallah, indah sekali bahasanya. Sipp. Lanjutkan!!

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walhamdulillah. Syukron Jaziilan, Kak Alan..... 😊😊

      Hapus
    2. Walhamdulillah. Syukron Jaziilan, Kak Alan..... 😊😊

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maka Biarkan Aku Menangis 💧

Luka, Harapan, dan Secercah Cahaya dari Tuhan

Celotehan Akhwat Akhir Zaman