Teruntuk sebuah Nama yang sering Kurapal dalam Doa

"Teruntuk sebuah Nama yang sering Kurapal dalam Doa"

***



Namamu kian tersemat dalam kidung doaku pada Sang Pencipta. Diantara lintasan kesunyian, namamu terlantun merdu dalam qalbuku. Aku yang dalam keadaan pilu menahan rindu akan sebuah pertemuan, masih saja aku berani memanggil namamu walau selirih itu. Kendati aku tahu betul bahwa mengingatmu justru menancapkan luka yang mendalam di sudut hatiku.

Aku hanya ingin kau tahu ; betapa sering kurangkai doa nan panjang ditengah belantara sunyinya malam... untukmu. Untuk mendoakanmu.

Jika saja kau tahu bahwa tak ada hal lain yang ingin kudengar, selain kau berkata "Aku baik-baik saja." Tapi, jujur saja aku takkan sanggup 'tuk mengutarakan semua ini padamu, duhai sebuah nama yang sering kusematkan dalam doaku. Bagiku, ini sulit. Sebab, ini adalah tabir hati yang selama ini kututup-tutupi.

Tabir itulah yang kerap membuatku didera rasa cemas yang berkepanjangan. Bimbang. Antara harus berkata atau lebih baik diam.

Namun nyatanya, apa yang tidak kuungkapkan justru tersirat di setiap mataku menatapmu. Sorot mataku berbicara banyak pada bashirah-mu. Dan, aku tak pernah menyadarinya.

Padahal, jika aku berterus terang pasti hatiku akan lega dan dadaku takkan sesak lagi. Rasa cemas yang berkolaborasi dengan rasa sedan itu pun pastilah akan memudar dan siuh dari qalbuku.

Tapi, lagi-lagi harus kukatakan bahwa aku tak bisa berbuat seberani itu. Butuh kekuatan dan kemantapan hati untuk menjelaskannya lewat perantara bahasa. Bahasa hati yang mungkin tak logis bagi nalar. Ya, sebab ini soal hati dan perasaan. Cinta.

Kata orang, cinta adalah perjuangan selama hidup untuk membahagiakan orang yang kita kasihi. Namun jauh berbeda dengan apa yang terbesit dalam benakku tentang CINTA. Bahwa... Cinta adalah sebuah rasa yang mengandung berjuta-juta makna yang tak cukup 'tuk dijabarkan lewat kata-kata sepanjang apapun. Terkadang ada suka, duka, senyuman, tawa, tangisan, harapan, putus asa, kecewa, tekad, mimpi,..., dan rasa lainnya yang kerapkali hadir menyusup ke dalam hati yang sedang merasakan cinta. Bagiku itu.


Sekali lagi... Teruntuk sebuah nama yang senantiasa kurapal dan kujaga dalam kidung doaku pada Yang Maha Kuasa, bersiap-siaplah untuk menjemput cintaku nan kudus ini. Kelak, kau akan tahu betapa aku mencintaimu karena Allah SWT. Kelak, kau akan tahu betapa kumengagumimu seperti kumengagumi Rasulullah SAW.

Di sini, di persinggahan sementaraku ini, daku akan bersabar 'tuk menanti kehadiranmu. Kau tahu? Menanti itu perlu ketabahan dan ketangguhan hati yang justru amat mudah 'tuk dirobohkan. Namun, satu hal yang ingin kuberitahu padamu, duhai rahasia Ilahi ; bahwa takkan ada yang mampu menggoyahkan rasa cintaku padamu, duhai calon pemilik qalbuku. Sedahsyat apapun badai yang menerjangku, sehebat apapun bah yang merendam hatiku, dan sedalam apapun duka yang menyayat batinku... sungguh semua itu takkan cukup untuk meluruhkan perasaan nan tulus ini.

Aku percaya ; ada kekuatan di balik ketulusan. Dan ada keajaiban di balik doa-doa yang sering kupanjatkan.

Teruntuk sebuah nama yang sering kuiringkan dalam alunan doaku, daku ini hanyalah wanita biasa yang tak setegar karang di lautan lepas. Daku pun tak sekuat deburan ombak di samudera yang luasnya tak terkira itu... Sungguh! Daku hanyalah wanita biasa yang insya Allah miliki cinta yang istimewa. Diriku pun selalu berusaha agar kupunyai iman yang kokoh dan luar biasa. Semua itu demi Engkau, duhai Allah Sang Maha Pemberi Cinta. Dan, bukan demi dirimu yang selama ini kunanti. Ini semata-mata karena kumengharapkan ridha-Nya untuk menggapai jannah-Nya.

Aku berdoa, "Semoga kita bisa bersua di surga... Aamiin Ya Rabbal 'Aalamiin..."

#CatatanHime #TeruntukRahasiaIlahi ✏

Komentar

  1. "Sudut Hatiku", berapa derajat yah?? Xixi baguslah tulisannya. Nanti, akan saya beritahu yah, kalau ada lomba mengarang indah.

    BalasHapus
  2. "Sudut Hatiku", berapa derajat yah?? Xixi baguslah tulisannya. Nanti, akan saya beritahu yah, kalau ada lomba mengarang indah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap, kak..... 😊😊
      Thanks for your comment

      Hapus
    2. Siap, kak..... 😊😊
      Thanks for your comment

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maka Biarkan Aku Menangis 💧

Luka, Harapan, dan Secercah Cahaya dari Tuhan

Celotehan Akhwat Akhir Zaman