Cinta Tak Bisa Dipaksakan



Aku tahu bahwa; cinta tak bisa dipaksakan. Maka, biarkan rasa fitrah itu tumbuh apa adanya. Mengalir seiring dengan bergulirnya masa. Hadir tanpa ada paksaan sedikit pun, dan menyusupi hati tanpa perlu kita mengumumkan kekosongan hati kita. So, let it flow!

Sekuat apapun kita ingin membersamai langkahnya, dan sekuat apapun usaha kita untuk membuatnya jatuh ke pelukan kita... jika bukan jodohnya, maka sia-sia lah sudah apa yang telah kita tunjukan demi dia. Dia yang belum tentu jodoh kita dan belum tentu tercipta untuk kita. Maka, apa yang harus kitalakukan?

Sederhana saja. "Mulailah bersikap lebih bijak dalam menghadapi perkara HATI." Caranya; dengan tidak terlalu berharap pada si dia yang jelas-jelas belum tahu bagaimana perasaannya pada kita. Karena, bukankah berharap pada hamba-Nya hanya akan menimbulkan luka yang tak singkat 'tuk lenyap? Bukankah memang begitu? Maka, selayaknya kita berharap hanya pada Tuhan Yang Maha Segalanya.

Lihatlah! Begitu banyak pasangan yang berpacaran bertahun-tahun, tapi pada akhirnya putus di tengah jalan. Memamerkan potret-potret mesra di media sosial, kemana-mana berdua,... Ach! Pokoknya sudah seperti di-lem saja. Namun, kembali lagi pada apa yang telah Tuhan gariskan; bahwa apabila mereka tidak berjodoh, ya pasti mereka takkan bisa bersatu.

Maka, sudahlah. Biarkan cinta mengalir atas skenario-Nya. Biarkan cinta hadir senatural mungkin. Sesederhana mungkin. Tanpa digembar-gembor, dan tanpa dipublikasikan.

Bukankah setiap insan punya hak untuk menjaga privacy-nya?

Maka, cukuplah aku yang tahu; tentang siapa yang bersemayam dalam qalbuku, tentang siapa yang sering kurapal namanya dalam kidung doaku, dan semua tentang hatiku.

Komentar

  1. Ceritanya ini masuk pada apa Dek? Saya bingung label-nya. Ok, tapi baguslah subtansinya.

    BalasHapus
  2. Ini bukan CerPen sih, kak. .
    Ini seperti catatan/ rangkaian kata-kata saja. . :-)

    BalasHapus
  3. Ini bukan CerPen sih, kak. .
    Ini seperti catatan/ rangkaian kata-kata saja. . :-)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maka Biarkan Aku Menangis 💧

Luka, Harapan, dan Secercah Cahaya dari Tuhan

Celotehan Akhwat Akhir Zaman