Penantian Bunga Pada Kumbang



Aku sebagai bunga yang menunggu kumbang, hanya bisa menanti dan menanti. Berdoa dengan beriring ikhtiar agar kelak aku bisa bersatu dengan seseorang yang sekufu denganku.

Di penantian yang panjang ini, aku yang berhati lemah hanya bisa berupaya 'tuk tetap menata hati, agar tak terenyuh oleh kata-kata manis yang ditebarkan oleh para kumbang yang mendekat. Agar tak mudah bersedih saat menonton fim-film dramatis. Pun, agar tak mudah berpaling ke hati yang lain, meski ku tak tahu dimana rimbanya dan siapa dirinya.

Yang terpenting, dalam penantian panjang ini, aku hanya bisa berusaha untuk kuat menahan segala cobaan dan godaan. Aku pun sadar bahwa; pacaran itu haram hukumnya. Ingat! HARAM. Maka, aku memilih untuk sendiri saja. Jomblo fii sabilillah. Jomblo untuk menjaga mutiaraku yang paling berharga, pun untuk memelihara diri dari beragam fitnah dan dosa.


Ukhtii... Bersabarlah dalam penantianmu. Bersabarlah! Jadikan ikhtiarmu sebagai perjuanganmu untuk menjemput cintanya; cinta yang telah dipersiapkan khusus untukmu.


Namun, haruslah kautahu; bahwa menanti itu cukup menyesakan. Dengan segala jenis pedih yang bisa tiba-tiba datang menikam. Dengan apapun rasa durja yang bisa kapan saja menghadang hati.

#CatatanHime

Komentar

  1. Yeaph, Jofisa (Jomblo Fisabilillah) xixi. Sedikit perlu diperbaiki pada kata dalam kalimat ini:

    "bahwa menanti itu cukup menyesakan". Ya, tinggal tambah huruf "k" sehingga menulisnya "menyesakkan".

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kak. . Heheee. . :-D

      Ups! Iya, kak. Makasih atas kritikannya, ya... :-)

      Hapus
    2. Iya, kak. . Heheee. . :-D

      Ups! Iya, kak. Makasih atas kritikannya, ya... :-)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maka Biarkan Aku Menangis 💧

Luka, Harapan, dan Secercah Cahaya dari Tuhan

Celotehan Akhwat Akhir Zaman