Kebisuan, Kita, Dan Jarak Yang Masih Bisa Diukur



Sejak saat sang surya terbit dari ufuk timur, hingga senja pun mulai menjelma, kata-kata itu kian menumpuk dalam pikiranku. Menjejali memoriku. Tertata dengan kacau, berantakan. Entah darimana aku harus memulainya. 'Tuk mengatakannya.

Ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu. Namun, lidah ini terasa beku tiapkali kudengar suaramu. Mungkin, ini akibat dari kerenggangan yang tercipta antara kau dan aku. Padahal, aku bisa merasakan kehadiranmu. Aku pun bisa mengukur jarak yang merentang antara kau dan aku. Tapi, ada hal yang tak ku bisa; tentang apa yang kaurasa. Tentang perasaanmu. Ya, entah. Kali ini biar kukatakan 'entah'. Sebab, aku benar-benar tak tahu.

Dan kini kusadari; bahwa hari-hariku mulai berganti tanpa sapaanmu dan tanpa mendengarkan cerita darimu. Meski pun terkadang kulihat senyuman melengkung indah di bibirmu dan kau pun tertawa bersama teman-temanmu. Mengapa aku bisa tahu? Ya... karena, aku diam-diam memperhatikanmu. Walau tidak selalu. Tak setiap detik. Dan, semua itu karena aku ingin tahu kabarmu saja. Hanya itu.

Namun, terang saja aku sering tiba-tiba kaku. Tak berkutik. Padahal, aku berniat untuk menghampirimu dan mengatakan sesuatu. Tapi, lagi-lagi derap langkahku terhenti begitu saja. Dan, kata-kata yang sudah kupersiapkan seketika buyar entah kemana. Tak keruan. Dan, hatiku pun bergemuruh dalam kesenyapan lisanku. Benakku pun berputar-putar dalam ketidakmengertian ini.

Harus kuakui, aku memang selalu ingin berjumpa denganmu. Bersua dan berbagi kisah denganmu. Bercanda bersama seperti dulu. Memanglah benar; bahwa aku merindukanmu. Jika kau tak sengaja membaca ini, kuharap kau pun jadi tahu; bahwa kau berharga dalam hidupku. Meski bukan sebagai sepasang kekasih. Bukan! Status bagiku bukanlah masalah. Asalkan hatimu bersama Allah dan namaku terpatri di dalamnya. Pun, dalam doa-doamu. Persis sepertiku, yang tak jemu-jemu mendoakanmu.

Ya, kuingin kau tahu itu.

Ditengah kesunyian yang tercipta diantara kita, kupastikan masih ada banyak cerita yang ingin kuungkapkan. Apakah kau pun begitu?

***
6 Februari 2017 ✏

(Kebisuan, Kita, Dan Jarak Yang Masih Bisa Diukur)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maka Biarkan Aku Menangis 💧

Luka, Harapan, dan Secercah Cahaya dari Tuhan

Celotehan Akhwat Akhir Zaman